Pernahkah Anda mendengar sebutan manusia seperti kecerdasan buatan atau kecerdasan buatan untuk boneka? Kira-kira maksudnya apa ya? Mungkinkah seorang manusia yang mirip dengan kecerdasan buatan, atau malah sebaliknya. Hidup bersama era teknologi digital, membuat kita sering mendengar orang menyebut kecerdasan buatan.
Sebetulnya apa sih kecerdasan buatan itu? Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) adalah simulasi cara berpikir manusia yang dimodelkan kedalam suatu mesin dan dilatih supaya dapat berpikir bahkan melakukan pekerjaan manusia.
Untuk pertama kalinya, istilah ini muncul pada tahun 1965. Kemudian menjadi lebih populer pada era modern karena adanya peningkatan volume data, algoritma yang kian canggih, dan penyimpanan komputasi berjumlah besar. Ketiga hal tersebut merupakan dasar dalam pengembangan AI.
Pada awal tahun 1950 silam, riset tentang AI digunakan untuk ekplorasi topik yang berkenaan dengan problem solving. Pada tahun 1960-an, Departemen Pertahanan AS menunjukkan minatnya terhadap bidang ini dan mulai mengembangkan komputer yang mampu bepikir layaknya manusia.
Popularitas AI pada era modern tak cuma terjadi akibat kemampuannya meringankan pekerjaan manusia. Melainkan didukung oleh banyaknya film fiksi ilmiah yang membahas tentang AI. Hal ini menarik perhatian banyak orang untuk mendalami teknologi cerdas ini.
Hidup bersama era modern seperti sekarang memudahkan kita untuk menemukan AI. Bahkan tanpa sadar, teknologi ini sudah membersamai aktivitas sehari-hari, lho! Contoh paling sederhana adalah smartphone yang memiliki asisten virtual atau Siri.
Karena AI mengadopsi cara berpikir manusia, maka muncul sebutan manusia seperti kecerdasan buatan. Meskipun mampu mengadopsi cara berpikir, antara AI dan manusia tentunya memiliki perbedaan yang cukup jelas. Kira-kira apa saja perbedaan manusia dan AI? Mari simak penjelasannya berikut ini!
Manusia Seperti Kecerdasan Buatan atau Kebalikannya?
Sejak awal kemunculan teknologi kecerdasan buatan atau AI, banyak orang yang bertanya-tanya mana yang lebih baik, manusia atau AI? Pertanyaan seperti ini lantas saja memancing pendapat masing-masing.
Ada pendapat yang sepakat bahwa manusia seperti kecerdasan buatan, artinya AI yang lebih cerdas. Namun pendapat lain mengatakan bahwa AI yang mirip seperti manusia, karena mengadopsi cara berpikir otak manusia.
Supaya tidak salah kaprah, kita perlu tahu dulu apa yang membedakan antara artificial intelligence (AI) dan human intelligence (HI).
AI adalah kecerdasan yang sengaja diciptakan untuk melakukan tugas tertentu, misalkan diagnosa penyakit pasien. Tingkat kecerdasan pada AI tidak bisa meningkat juga tidak bisa menurun.
Perubahan tingkat kecerdasan hanya terjadi apabila ada manusia yang mengubahnya dengan cara menambahkan algoritma baru. Sementara itu, HI adalah kecerdasan yang ada dalam diri manusia yang sifatnya alamiah.
HI tidak dibuat oleh manusia lain, melainkan datangnya dari Tuhan dan bersifat dinamis. Kecerdasan manusia meningkat ketika mereka berusaha, contohnya belajar dengan giat. Kecerdasan ini dapat pula menurun apabila mereka berusaha meningkatkannya.
Berdasarkan ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa bukan manusia seperti kecerdasan buatan, melainkan kecerdasan buatan yang seperti manusia.
Kecerdasan Buatan vs Manusia
Supaya lebih mudah dalam memahami perbedaan manusia dan kecerdasan buatan, mari kita lihat contoh berikut. Pertama, mari bandingkan kemampuan manusia dan kecerdasan buatan (AI).
Pada beberapa case, manusia menunjukkan keunggulannya daripada AI, contohnya adalah multi-tasking. Multi-tasking adalah kemampuan menyelesaikan banyak pekerjaan dalam satu waktu. Ini merupakan hal yang biasa bagi manusia.
Seorang Ibu dapat menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah sekaligus, seperti memasak, membersihkan ruangan, dan mencuci baju. Lantas bagaimana dengan AI? AI membutuhkan waktu lama untuk melakukan hal yang sifatnya multi-tasking karena diprogram untuk melakukan satu tugas saja.
Pada case lain, AI menunjukkan keunggulannya daripada manusia. Contohnya adalah kecepatan dalam pemrosesan data. Untuk melakukan suatu pekerjaan, misalkan menyelesaikan laporan akuntan, manusia membutuhkan waktu yang lama, bahkan berhari-hari.
Namun tidak halnya dengan robot AI. Teknologi cerdas ini mampu melakukan pemrosesan dengan sangat cepat, ada yang menyebutkan kemampuannya adalah 93.000 triliun operasi per detik. Mengagumkan sekali bukan?
Kemampuan AI melakukan pemrosesan dengan sangat cepat menjadi hal yang menarik, karena dapat meringankan pekerjaan manusia dan meningkatkan efisiensi.
Lantas antara keduanya, mana yang lebih baik? Sulit mendefinisikan mana yang terbaik antara manusia dan AI. Keduanya seharusnya saling berkolaborasi pada porsinya masing-masing. AI bergantung kepada manusia karena seluruh programnya datang dari pemikiran manusia.
Sedangkan manusia membutuhkan AI untuk meningkatkan efisiensi dalam pekerjaan. Makanya, keduanya butuh kolaborasi yang tepat.
Contoh Manusia Seperti Kecerdasan Buatan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak sekali contoh manusia seperti kecerdasan buatan. Bahkan banyak yang menggunakannya tanpa sadar. Yuk kita cari tahu satu persatu!
1. Kemampuan Mengenali Wajah di Facebook
Mungkinkah Anda menyadari hal ini, ketika mengunggah foto Facebook secara otomatis mengenali wajah pada foto tersebut. Kemampuan ini adalah contoh AI yang bernama DeepFace yang digunakan facebook artificial intelligene.
Bagaimana AI dapat melakukan hal tersebut? AI mampu mengenali wajah berdasarkan data yang Anda berikan. Data didapatkan ketika Anda menandai orang lain di unggahan sebelumnya. Berdasarkan data tersebut, AI melatih dirinya sehingga mampu mengenali wajah pada unggahan berikutnya.
2. Rekomendasi Produk di E-Commerce
Ada yang suka belanja di e-commerce? Saat membuka aplikasi e-commerce, coba perhatikan kumpulan produk yang muncul sebagai rekomendasi. Rekomendasi biasanya mirip dengan produk yang pernah Anda beli sebelumnya.
Kira-kira siapa yang merekomendasikan produk tersebut ya? Jawabannya adalah AI. Pada e-commerce, AI bertugas untuk mengenali pola atau kebiasaan pelanggan saat berbelanja. AI mengumpulkan data produk yang pernah Anda beli, juga produk yang sering Anda lihat melalui pencarian.
Berdasarkan data tersebut, AI kemudian melakukan prediksi produk-produk yang Anda butuhkan.
3. Asisten Virtual
Contoh manusia seperti kecerdasan buatan lainnya adalah asisten virtual. Asisten virtual memungkinkan Anda untuk berinteraksi layaknya manusia. Menariknya lagi, AI ini memiliki kemampuan mencatat jadwal pribadi Anda, seperti janji temu atau agenda penting.
Selain itu, asisten virtual juga bisa menerima perintah seperti mengirim email, menghidupkan lampu, memutar musik dan banyak lainnya. Benar-benar menjalankan peran sebagai manusia bukan?
4. Mobil Pengemudi Otomatis
Saat ini negara-negara maju seperti Amerika, China dan Jepang sudah memperkenalkan mobil yang dapat mengemudi otomatis. Mobil otomatis ini lahir dari kombinasi antara AI, computer vision, image recognition dan deep learning.
Masing-masing berkolaborasi untuk membangun sistem yang membuat mobil tetap berada di jalur yang benar. Kemunculan mobil dengan pengemudi otomatis ini memudahkan manusia dalam berkendara. Namun juga menghilangkan pekerjaan seorang supir karena tergantikan oleh sistem.
Selain empat contoh tersebut, masih banyak sekali contoh manusia seperti kecerdasan buatan yang bisa kita temukan dalam aktivitas sehari-hari. Kedepannya, revolusi industri akan memasuki era society atau 5.0, pada era ini penggunaan AI akan semakin menggila. Nantinya kita bisa melihat kulkas yang dapat berbicara, bahkan dapat menyarankan menu sarapan. Menarik sekali bukan penjelasan Article Void?