Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan memiliki dampak terhadap berbagai bidang, termasuk pendidikan, maupun artificial inteligene di bidang militer Selain untuk hal positif, dampak negatif Artificial Intelligence juga kerap orang rasakan.
AI sendiri dapat membantu tugas guru dan juga memudahkan kegiatan belajar mengajar. Secara lebih luas, AI (Machine Learning) membantu sistem dan pengembangan pendidikan dengan lebih praktis dan cepat.
Mengenal Apa Itu Artificial Intelligence
Sebelum mengetahui dampak negatif Artificial Intelligence, sebaiknya kenali terlebih dahulu apa itu Artificial Intelligence dan cara kerja api dan artificial intelligence. Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan yang oleh John McCarthy perkenalkan pada 1956 dalam acara Dartmouth Conference.
Profesor dari Massachusetts Institute of Technology ini menjelaskan, bahwa kecerdasan buatan adalah bagaimana mengetahui dan memodelkan proses-proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar bisa menirukan perilaku manusia.
Cerdas sendiri artinya memiliki pengetahuan serta pengalaman, dan penalaran yang baik. Sedangkan menurut Avron Barr dan Edward E. Feigenbaum, Artificial Intelligence adalah sebagian dari komputer sains yang mempelajari atau merancang sistem komputer yang berintelegensi, yaitu sistem yang mempunyai karakteristik berpikir seperti manusia.
Secara sederhana, Artificial Intelligence dapat memiliki makna sebagai proses simulasi kecerdasan manusia dalam sebuah mesin yang sudah terprogramkan melalui sistem komputer.
Jadi, adanya Artificial Intelligence secara umum bertujuan untuk:
- Memahami apa itu kecerdasan
- Membuat mesin menjadi lebih pintar
- Membuat mesin menjadi lebih berguna
AI sendiri bekerja dengan cara menggabungkan sejumlah data spesifik, pengolahan yang berulang dan algoritma cerdas. Sehingga, perangkat lunak akan belajar secara otomatis dari pola atau fitur yang terdapat di dalam data.
Dampak Negatif Artificial Intelligence
Artificial Intelligence memiliki banyak dampak positif. Di antaranya dapat menyimpan data yang tidak terbatas, menggantikan tugas manusia secara berulang-ulang, bisa pakai kapan saja dan dalam waktu jangka panjang, lebih cepat dan handal.
Di balik semua kelebihan tersebut, dampak negatif Artificial Intelligence juga kerap orang rasakan. Kecanggihan teknologi ternyata juga bisa membawa efek negatif untuk kehidupan manusia. Berikut ini beberapa dampak negatif Artificial Intelligence:
1. Meningkatnya Pengangguran
Bahaya yang menjadi perhatian banyak orang atas munculnya Artificial Intelligence, yaitu meningkatnya pengangguran. Hal ini terjadi karena lapangan pekerjaan yang terisi oleh kecerdasan buatan atau tepatnya otomatisasi.
Berdasarkan penelitian Brookings Institution pada tahun 2019, bahwa terdapat 36 juta orang yang pekerjaannya rawan tergantikan oleh otomatisasi. Setidaknya 70% dari pekerjaan mereka, mulai dari penjualan, analisis pasar hingga pekerjaan di gudang dapat AI lakukan.
Havens pernah mewawancarai seorang bos perusahaan konsultan hukum mengenai machine learning. Waktu itu ia ingin mempekerjakan lebih banyak orang, namun ia juga mewajibkan pemegang saham untuk mencapai hasil tertentu.
Hingga akhirnya ia menemukan sebuah software seharga USD 200 ribu yang mampu menggantikan posisi 10 orang dengan gaji masing-masing USD 100 ribu. Dengan menggunakan software tersebut, ia dapat menghemat biaya hingga USD 800 ribu.
Selain itu, tingkat produktivitas dari penggunaan software tersebut juga meningkat 70% dengan tingkat kesalahan hanya 5%. Tentunya, hal itu sangat menguntungkan bagi pemegang saham.
2. Pelanggaran Privasi
Munculnya Artificial Intelligence juga dapat mengancam keamanan digital. Dengan AI yang terlatih untuk melakukan tindak kriminal, meretas atau melakukan social engineering terhadap korban dan lainnya.
Begitupun dengan masalah privasi, seperti langkah pemerintah China untuk memanfaatkan teknologi pengenal wajah untuk mendeteksi pergerakan warganya. Baik itu di sekolah, kantor maupun di berbagai tempat publik lainnya.
3. Bias Algoritma
Artificial Intelligence ada dan manusia kembangkan, sehingga sangat mungkin untuk bias terhadap suatu hal. Karena manusia pun sanggup bias pada suatu hal.
Seorang profesor dari Ilmu Komputer di Universitas Princeton, Olga Rusakov Sky, menyebutkan jika bias AI tidak terbatas pada suku bangsa atau gender.
Ia juga mengungkapkan bahwa para peneliti AI mayoritas adalah laki-laki dari demografis suku bangsa tertentu. Kebanyakan dari mereka adalah peneliti yang dibesarkan pada sosial ekonomi tinggi dan bukan orang-orang dengan disabilitas.
Mereka adalah homogen, oleh sebab itu tantangan terbesar adalah bagaimana berpikir luas mengenai masalah dunia. Berdasarkan Timnit Gebru, peneliti Goole, bahwa sumber bias bukanlah bidang teknologi, melainkan bidang sosial.
Ia pun mengatakan, ilmuwan justru manusia paling berbahaya, sebab memiliki ilusi terkait objektivitas. Padahal, ilmuwan harus memiliki dinamika sosial dunia dan perubahan radikal dunia berada pada tingkat sosial.
4. Deepfake
Dampak negatif Artificial Intelligence selanjutnya, yaitu deepface. Pernahkah Anda mendengar istilah deepfake?
Deepface memiliki fungsi untuk mengubah suara maupun wajah pada video sebagai produk hasil Artificial Intelligence. Saat awal kemunculan deepface, mungkin masih dapat terlihat dan meninjau keasliannya.
Akan tetapi, dengan semakin canggihnya teknologi, penggunaan deep fake semakin sulit untuk mengidentifikasi apakah video tersebut asli atau video olahan. Sudah pasti AI pada pengolahan deep fake akan semakin canggih di kemudian hari nanti.
5. Otomatisasi Senjata
Barangkali ada yang menganggap pernyataan Musk tentang AI yang lebih berbahaya dari nuklir terdengar berlebihan. Namun, apabila nanti ada sistem persenjataan yang AI kendalikan, dan AI tersebut memutuskan untuk meluncurkan senjata nuklir atau senjata biologis. Lantas, bagaimana?
Lebih dari 30 ribu peneliti Artificial Intelligence dan robotic serta pihak lainnya menandatangani surat terbuka terhadap subjek tersebut pada 2015 lalu.
Mereka menuliskan, “Pernyataan utama untuk manusia hari ini adalah apakah kita akan memulai pembuatan senjata berbasis AI secara global atau melindunginya agar tidak dimulai.” Apabila terdapat kekuatan militer utama yang memulai pengembangan senjata berbasis AI tersebut, maka perlombaan pengembangan senjata AI tidak akan dapat terelakkan lagi.
Hal ini ternyata sudah terjadi, yaitu ketika militer AS mengajukan anggaran belanja 2020 senilai USD 718 miliar. USD 1 miliar di antaranya akan mereka gunakan untuk pengembangan AI dan machine learning.
6. Bekerja Sesuai Instruksi
Dampak negatif Artificial Intelligence selanjutnya, yaitu AI tidak dapat berfungsi menjalankan tugas lain di luar dari yang telah terprogramkan. Karena AI hanya bekerja sesuai dengan pengaturan program yang telah dibuat. Sehingga, AI hanya bekerja sesuai data serta instruksi yang telah masuk untuk tugas-tugas spesifik.
7. Risiko Terjadi Kerusakan
Artificial Intelligence memang dapat memudahkan pekerjaan dan lebih cepat. Namun, AI memiliki dampak negatif, yaitu risiko terjadinya kerusakan. Tentunya, segala sesuatu yang manusia telah buat, terutama teknologi dan mesin sudah pasti suatu saat akan rusak.
Begitu pula dengan sistem AI, yang kemungkinan besar akan mengalami gangguan atau kerusakan yang bisa membuat hilangnya data dan informasi penting. Oleh sebab itu, pengguna sistem AI harus selalu pastikan data dan informasi penting ada duplikatnya.
Itulah beberapa dampak negatif Artificial Intelligence yang perlu Anda ketahui sebelum menggunakan sistem teknologi ini. Seberapa pun canggihnya suatu teknologi, pasti memiliki kekurangan atau dampak negatif.
Demikian ulasan dari Article Void mengenai dampak negatif Artificial Intelligence. Teknologi hanyalah alat yang membantu memudahkan dan mempercepat pekerjaan, bukan untuk menggantikan peran sentral manusia.